Senin, 16 Mei 2011

Aku Diperkosa Oleh Kawanan Perampok


Malam itu kami lewati seperti sebelumnya. Baru saja aku menemani anakku Hendi, siswa kelas 1 Smp belajar sampai akhirnya ia terlelap. Usai meninggalkan kamar anakku aku segera menuju kamar tidurku di mana suamiku sudah berada di atas ranjang menatapku dengan genit tanda minta jatah. Kami lalu bercumbu dan bercinta dengan mesranya sampai akhirnya kami terlelap. Aku tersentak bangun mendengar suara setengah membentak dan merasakan benda dingin menempel di tenggorokanku,bangun, jangan berteriak atau kami bunuh, suara laki-laki bercada.
membuatku gemetar panik,apalagi setelah melirik suamiku yang tak mampu berbuat apa-apa karena mendapat ancaman yang sama denganku, sebilah celurit menempel di lehernya dari tangan seorang lellaki lain yang juga bercadar .Babaik, tttapijangan lukai istri dan anakku, ujar suamiku terbata-bata. Kami lalu di perintahkan keluar kamar menuju ruang tengah yang berjarak kira-kira 7 meter dari kamar kami dan betapa terkejutnya aku ketika di sana melihat anakku tengah duduk ketakutan dikawal dua orang lain anggota kawanan penjahat yang masih mengalungkan celuritnya di leherku dan leher suami. Duduk, perintah salah seorang kawanan yang mengancamku. Lalu mereka mengikat tangan suami dan anakku kemudian menempelkan lakban di mulut mereka. Sementara aku dibiarkan apa adanya.
Pria yang masih menempelkan celuritnya di leherku menarik lenganku dengan kasar lalu berkata , tunjukan di mana kamu simpan uang dan perhiasan, sekali lagi jangan macam-macam! bentaknya sambil mendorongku berjalan kearah kamar tidurku sementara 3 orang rekannya masih menunggui suami dan anakku.Sesampainya di dalam, dengan gemetar kubuka lemari pakaianku dan menyerahkan kotak perhiasan ku kepadanya.Cuma segini? mana yang lain?tanyanya,mamaaf pak, hanya itu yang saya punya inianting saya dan cincinsilahkan ambil, jawabku sambil melepaskan anting dan cincin kawinku, apa boleh buat.uangmana uang?, bentak si perampok . Dengan tergesa-gesa segera kuserahkan sebuah amplop dari balik tumpukan pakaian .Hanya 2 juta?mana yang lain?jangan buat saya kesal! bentak si perampok kepadaku sambil menatapku tajam. Dengan menangis terisak aku berkata,mmaafpak, hanya itu yang kami punya..kami bukan orang kayasuami saya cuma Ahh sudahsudah, saya gak mau tahubentaknya memotong perkataanku sambil menghempaskan tubuhku dengan kuat ke dinding kamar, tangannya yang kuat mencekik leherku sementara tangannya yang lain menyelipkan celurit di belakang punggungnya.ampun pakmemang Cuma itu yang kami punya, bapak bisa ambil barang elektronik atau motor suami sayakataku terbata-bata karena takut dan sesak nafas akibat cekikannya.
Cerita Pemerkosaan Keji – Bagaimana kalo saya ambil ini saja, jawabnya sambil sebelah tangannya hinggap tepat di salah satu payudara dan meremas-remasnya kasar.jangan..pakujarku lirih sambil menangis.jangan sok jual mahal, atau suami dan anakmu aku habisi, ancamnya padaku. Lututku serasa tak mampu lagi menopang tubuhku mendengar ancamannya,apalagi merasakan tangan kasarnya mengusap-usap selangkanganku.jangan pak,tolong, saya lagi mens pak, ujarku berdalih. Namun ia tidak mau begitu saja mempercayai tipuanku, segera tangannya menyingkap dasterku , tanpa ragu tangannya menyelinap dibalik celana dalamku,o..o..o, mau menipu rupanya,eh, basah lagi, apa ini?, ucapnya seraya mendekatkan dua jarinya yang baru saja menyentuh kehormatanku ke hidungnya,oohh, habis bersetubuh dengan suamimu ya?..ha..ha..ha!?, tawanya sinis usai mencium jemarinya.
Aku merasa seolah sudah tak bernafas lagi dan pasrah manakala upayaku membodohinya gagal.Baik manis,kamu telah membuat kesalahan besar, sekarang mari kita lihat, mana yang lebih perkasa..aku atau suamimu yang lemah itu, prekk, suara robekan celana dalamku menutup ucapannya. Dan aku hanya bisa menangis terpejam sambil menggigit bibir merasakan jari jemarinya merogoh-rogoh rongga vaginaku dengan liar, menjambak-jambak rambut kemaluanku, sambil mulutnya menciumi wajah dan bibirku. Aku sangat jijik namun tak mampu berbuat apa-apa selain merintih kesakitan, sakit secara psikis dan fisik. Kemudian tangannya berhenti menyentuhku, namun dalam terpejam aku tahu kalau ia tengah melepaskan celananya. Pegang, perintahnya sambil mengarahkan tanganku kearah selangkangannya dan segera kudapati daging panjang besar dan telah mengeras, namun segera kulepaskan. Pegang bodoh, dan buka matamu, bentaknya lagi sambil menampar wajahku, ‘ahhh, aku berteriak kesakitan diiringi rasa terintimidasi yang teramat sangat. Mataku membuka namun tidak menunjukan keterkejutanku melihat betapa besarnya batang penis lelaki yang tengah menguasaiku itu. Jauh jika dibandingkan milik suamiku. Namun rasa takut yang mendera tak membuatku bergairah.
Dengan penuh rasa takut kembali tanganku menggenggam alat vitalnya dan tanpa perintah mulai mengocok-ngocoknya pelan,yahbagus begitu, katanya ditengah deru nafasnya yang semakin mendengus kencang.Hisap, perintahnya sembari menjambak rambutku, menariknya ke bawah agar aku berlutut. Segera kucium aroma khas kelelakiannya di samping bau apek celananya, dan kali ini, tanpa membantah lagi segera kumasukan kontol perampok tersebut ke mulutku meski dengan amat terpaksa, lalu mulai mengulumnya walau rasanya mulutku tidak cukup besar untuk menampungnya.tatap aku, perintah sang perampok sesaat setelah tangannya yang masih menjambak rambutku mendongakan kepalaku. Tatapan matanya begitu kejam dan penuh berahi menatap wajahku dimana separuh batang kemaluannya tertelan dalam mulutku. Tangannya menarik kepalaku depan belakang sehingga penis tegangnya keluar masuk rongga mulutku dan acapkali membuatku tersedak. Kurasakan cairan asin mulai membanjiri lidahku. Perasaan jijik mengaliri setiap jaringan syarafku menyadari aku tengah disetubuhi lewat mulut oleh pria asing yang tak kukenal. Beberapa menit kemudian si perampok berkata, cukup! dan sedetik kemudian kurasakan kepalaku di tarik ke atas.
Dengan buas kembali si perampok menciumi wajahku dan mengorek-ngorek liang senggamaku,teror mengerikan ini kembali menderaku membuatku kembali menangis, dandengan tiba-tiba si perampok setengah menunduk menyelipkan kedua tangannya ke belakang dua lututku laluhap, tubuhku terangkat dengan posisi mengangkang dengan punggung merapat ke tembok..lalu jlebbb!! dengan tersendat batang kontol sang perampok amblas ke dalam vaginaku seiring suara jeritan kesakitanku,aaahhhhhhh..,. Tanpa pri kemanusian si pria bercadar dengan kekuatan tenaganya yang luar biasa menghentak-hentakan tubuh sebelah bawahnya kearah selangkanganku .
Tubuhku yang tergantung dalam gendongannya berguncang-guncang hebat, dan hanya jeritan yang bisa kukeluarkan saat menerima tusukan-tusukan keji kontolnya ke lubang peranakanku. Keringat sebesar-besar jagung bercucuran membasahi sekujur tubuh kami berdua Maafkan aku suamiku, aku telah ternoda, hatiku membathin perih. Apakah suamiku dan anakku tahu?apakah mereka mendengar jeritanku?pikiranku berkecamuk.Sampai akhirnya sang perampok mengerang lalu kurasakan semburan-semburan cairan panas membanjiri vulvaku, oussshhhh.nikmaattttss, erangnya berkali-kali sampai beberapa menit kemudian ia menurunkan tubuhku. Aku langsung terduduk lemas dan segera mendekap kedua lututku, menahan sakit lalu menangis tersedu-sedu. Sang perampok dengan perasaan tanpa berdosa mengenakan lagi celananya seraya berkata, memekmu masih sempit,pantes suamimu saying banget dengan kamu, sekarang mana yang lebih perkasa,aku atau suamimu?ha..ha,,hatawa kecilnya mengakhiri perkataannya yang amat melecehkanku.
Cerita Seks Panas – Gimana bos, kok lama sekali?, salah seorang rekan perampok masuk sambil bertanya kepada ketua kelompoknya yang baru saja menggauliku paksa. Ia menepuk-nepuk kotak perhiasan dan amplop yang di pegangnya dan dengan memberi isyarat melirik sambil menyeringai ke arahku lalu berjalan keluar kamar. Sang perampok yang baru masuk mengangguk sambil tertawa kecil penuh arti kemudian menatap tajam ke arahku. Not again, pikirku kalut ketika perampok kedua tanpa basa-basi menjambak rambutku dan mencengkeram leherku seraya menyuruhku berdiri. jangan..pak, saya sakit pak, aku memohon sambil menangis namun ia tak peduli . Ia memutar tubuhku sehingga aku membelakanginya, tangannya memelintir sebelah tanganku sambil tangannya yang lain menjambak rambutku hingga kepalaku terdongak.Ia mendorongku kearah meja rias, menekan leherku hingga wajahku menempel di atas permukaan meja dan. Hal yang paling aku takuti kembali menderaku. Ia menyingkapkan rokku ke atas sehingga tubuh sebelah bawahku yang tak berpenutup apa-apa tersingkap, kemudian kudengar bunyi resliting ditarik, namun sebelum menyenggamaiku ia melap vaginaku yang berlumuran sperma kepala perampok tadi dengan ujung dasterku lalujlebbkembali tubuh molekku dimasuki benda asing secara paksa.
Dengan ganas ia memaju-mundurkan pinggulnya dan suara berkecipak akibat gesekan dua daging terdengar nyaring di saentero kamar. Aku kembali hanya bisa pasrah dan menangis merintih-rintih merasakan lubang memekku serasa di sayat-sayat. Sesekali aku menjerit pilu manakala tangan jahil pemerkosa kedua ini menerobos lubang anusku. Namun jeritan dan rintihanku justru semakin memacu semangatnya sehingga meja rias itu bergoyang-goyang keras menimbulkan suara berisik seiring hentakan-hentakan liar tubuhnya di belakang pantatku. Nafasnya menderu-deru hebat dan kini payudaraku menjadi sasaran remasan tangannya manakala kedua tangannya menyusup melalui lengan dasterku yang memang sangat pendek.
Segera telapak tangannya menyusup ke balik bh lalu meremas-remas dengan kekuatan penuh dan memelintir putingnya , sungguh sangat sakit kurasakan.lama sekali siksaan ini berlangsung sampai akhirnya 15 menit kemudian si perampok menjambak rambut kuat-kuat dan menariknya kebelakang sehingga bukan kepalaku saja yang tengadah tapi seluruh bagian atas tubuhku, lalu pantatnya dihujamkan kuat-kuat ke depandan..srrrrrsrrrrrsrrrrr..kembali kurasakan semprotan-semprotan air mani hangat yang sangat banyak di liang senggamaku. Ia masih mengerang sambil menjambak rambutku sampai akhirnya tubuhnya tak lagi menegang tanda usai orgasmenya . Aku sendiri nyaris pingsan menghadapi tragedi paling memilukan dalam hidupku.
Usai merapikan pakaiannya ia mendorongku keluar kamar. Dengan langkah gontai dan sambil menangis aku berjalan keluar kamar. Kepalaku tertunduk tak berani menatap wajah suami dan anakku yang tengah disandera . Setibanya di hadapan orang-orang yang kukasihi aku segera terduduk lemas sambil menangis. Melihat cara jalanku yang aneh dan pakaianku yang agak tersingkap, aku yakin suamiku tahu bahwa aku telah diperkosa habis-habisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar