Selasa, 17 Mei 2011

Bercinta dengan Mba Dewi sambil menyusui

Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu/tante di salah satu daerahku.
Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.
Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak Dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.
”Wah ada tanda-tanda sesuatu ini” pikirku
Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Malah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya.
Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
”Apa kabar mbak?? Lagi asyik ngapain ne??” tanyaku
”Ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan”. ”Sekalian nyari udara segar sore hari” lanjutnya..
”Wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?”
”Ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnya
Otakku yang ngeres langsung deh mengarah ke hal yang iya-iya…
”Wah susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.
“Ya susu botol dan susu ini.” sambil dia memegang payudaranya sendiri.
“Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat.”
Hehehe sambil cengenges2an…..
“Wah susu yang mana ne Dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.”
”Jangan-jangan yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi ini.
Wuiih…berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawab dengan ketawa juga…
”Emang boleh ya mbak??”
Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya..
”Bentar ya Dan, Didi minta tetek ni.” sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.
Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai ”BHnya berenda cuy”….yes yes yes
Begitu teteknya terbuka satu, langsung deh si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang.
”Pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng nih, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh mataku.
”Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinku
Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak Dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas,
”Duh otong uda ga kuat nih, udah berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.
”Kamu kenapa Dan??” tanyanya.
Dengan terkaget aku menjawab
“Anu.. emm.. eh ngga papa kok mbak.”
“Jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??”
Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab…
”Emangnya boleh ya mbak? Nanti ada yang marah?”
”Ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”
Wah bener-bener beruntung nih hari ini….
”Maksudnya Mbak?” sok sok belagak bego ne gue.
Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilan…
”Ayo sini aja, masih ada satu kok.”
”Tapi pelan-pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya” lanjutnya.
Langsung aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
”Jangan malu Dan…” sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masih anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.
“Mas di sebelah sana aja yuk?” dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.
Wah seru juga ne tempatnya..
“Ayo mas dilanjut lagi.” Ajaknya
“Mbak dibuka aja deh bajunya, biar lebih leluasa.”pintaku
Akhirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tangannya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku.
Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman-ku yang menempel.
Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku.. mantap bener rasanya, namanya juga udah pengalaman kali ya?
”Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?”
Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.
”Gede banget Dan? Punya suami mbak aja kalah”
Dedekku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.
”Masak si mbak?” tanyaku..
”Mbak, aku boleh minta diemut ga dedeknya?”
Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka 69.
Dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini ke dalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya,
”Wah hebat nih, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku.
Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??
Hehehe… tanpa terasa vaginanya udah basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku.
”Pasti dia udah sampai duluan ni?” pikirku dalam hati.
Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat dedekku.
”Mbak, aku boleh masukin nih?” tanyaku.
Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis.
” Pelan-pelan Dan… agak sesak nih rasanya..”
”Dan… besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!”
”Terus Dan…..” sambil menggigit bibirnya.
Setelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian.
Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badanku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi.
BLESSS…. dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng….. sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.
”Duh gawat nih?” kataku dalam hati.
Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akhirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, udah yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku.
Semakin kupercepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
”Mbak aku mau keluar ne..”
”Aku juga Dan, bareng ya…” pintanya.
Aku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi.
”Mbak….k…k…. aku keluarrrrrrr”
”Aku juga dek…k..k…”
Crot..Crot..Crot…Crot… tumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya. Ahhh….. nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau udah keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati, tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.
”Makasih ya Dan….sensasi ini belum pernah aku dapatkan.”
”Sama-sama mbak, makasih juga udah diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak.”
”Udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini”
”Nakal kamu ya Dan!!”
”Mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua-duanya. Hehehehe”
Aku cabut dedekku,
”Ploop..” bunyinya.
Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya.
”Uhh…..” lenguh mbak Dewi.
Diapun mengaitkan BHnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya… sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali.
Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar